Usaha property ialah usaha yang tidak ada matinya. Karena usaha ini terus akan bergeliat bersamaan dengan perkembangan manusia yang memerlukan tempat tinggal untuk tempat bernaung.
Dhiraj Kelly Sawlani atau yang umum dekat dipanggil Dhiraj, yang disebut direktur di PT Fasilitas Kekal Raya (SAR) dan komisaris di PT ERA Integrity, membagi strategi bertahan dan berkembang dalam meniti sebuah usaha terutamanya property. Yang, bisa disebutkan memerlukan kreasi dan pengembangan dalam tiap perubahannya.
Ia bercerita, usahanya menyesuaikan saat usaha konstruksinya sempat terhalang karena project yang tidak selamanya ada. Tetapi pada akhirnya ia memilih untuk membuat produk sendiri.
“Saat konstruksi mengalami kesusahan mendapatkan proyek, kami mencanangkan program dengan membuat proyek berdikari. Sesudah proyek telah maka kami memasarkannya lewat perusahaan property,” tutur pemilik Griya Wantilan Residence yang berada di Kalijati, Subang, ini, diambil dari penjelasannya, Sabtu, 26 Februari 2022.
Tidak terus-terusan masalah uang, Dhiraj menambah, jika dalam mengurus usaha property yang khusus ialah jaga rekam jejak dan nama baik. Hal itu yang diakui bisa menjadi aspek terpenting raih keberhasilan di usaha ini.
“Dalam usaha apa saja, dibutuhkan taktik untuk dapat meminimalkan ketidakberhasilan. Saat tidak berhasil, tidak cuma uang yang terimbas, tetapi bisa juga berpengaruh ke nama baik dan rekam jejak,” sambungnya.
Dhiraj memperjelas, pebisnis di bagian property harus memberi servis terbaik dan membayar ke vendor sama sesuai ketentuan. Ini sebagai kredibilitas yang perlu dipertahankan. Strategi supaya bisa bertahan dan berkembang dengan berani untuk mengawali.
“Jika dari saya, mulai dahulu baru berencana. Buat dahulu perusahaannya, minimal tahu di bagian mana ingin bergerak. Sesudahnya baru konsentrasi berencana ini fondasinya karena tidak berhasil berencana maknanya berencana ketidakberhasilan,” ungkapkan Dhiraj.
Dhiraj menambah, jika teori masih tetap penting dipakai untuk berencana taktik. Karena itu dia berkuliah kembali dan menuntaskan Program Doktor of Research Manajemen (DRM) di Bina Nusantara University. Pengalaman di atas lapangan sudah memberikannya banyak pengetahuan dalam mengurus usaha.
Dia menambah jika pelajaran di dunia akademiki memberikannya deskripsi ketidakberhasilan orang yang lain perlu dia jauhi. Pertanyaan untuk banyak beberapa pemula di bagian konstruksi dan property yakni: Apa lokasi jadi masalah khusus dalam usaha property?
“Benar lokasi tentukan, tetapi pada perjalanannya perlu usaha lebih dari sisi marketing. Ada masalah lain di dunia property,” bebernya.
Pertama menurut dia, bisa saja customernya ini punyai BI Checking yang buruk. Ke-2 , customer dengan status pegawainya bukan masih tetap tetapi kontrak. Ke-3 , periode kerja kurang dari dua tahun. Dan paling akhir biasa karena karena rasio pengeluaran lebih dari 30 % dari penghasilan.
Tetapi perpecahan permasalahan keadaan itu menurut dia, dapat dilaksanakan dengan memprioritaskan taktik tepat marketing digital atau off-line. Dengan selalu meluaskan pasar, cari prospect sebanyaknya, dan cari konsumen yang telah komit dengan lakukan reservasi fee sekurang-kurangnya 10 %.
Ia meneruskan, usaha property juga kuat dengan digitalisasi. Karena ada dua faktor yang diprioritaskan dalam keputusan pembelian online ialah kualitas web dan keyakinan dari pemakai service.
Lantas bagaimanakah dalam membuat keyakinan Perusahaan perlu tampilkan web yang memikat, professional dan bagus sampai memunculkan gambar yang tidak dapat disangsikan kembali.
“Visi saya dalam mengambil langkah di dunia digital dengan merapihkan infrastruktur digital. Perusahaan kami pastikan situs terenkripsi secara baik, domain telah https, maknanya telah secure. Selanjutnya dari sisi keyakinan, pakai e-mail berdomain perusahaan. Kepenguasaan tehnologi ini penting dalam keputusan pasarkan lewat cara online,” lebih Dhiraj.
Dalam memetakkan marketing yang memikat, dia mengaplikasikan langkah-langkah untuk capai hasil optimal. Satu diantaranya ialah Konsumen Relationship Manajemen (CRM), dengan menjaga konsumen yang telah ada.
“Cari konsumen baru (acquisition) sebagai sisi dari CRM, oleh karena itu memerlukan pendekatan yang memikat. Misalkan pikirkan bagaimana triknya supaya harga tidak naik tetapi kualitas bertambah. Memiliki arti harus ada nilai engineering-nya di situ,” katanya
Sesudah CRM telah terwujud, karena itu cara setelah itu pengembangan produk. Menurut Dhiraj, fasad harus mempunyai hasrat di mana kualitas harus tetap selalu dijaga. Jika memakai bahan baku murah tetapi pada konsepnya tidak murahan.
“Ini telah umum di bagian konstruksi dan pembangunan yakni zero accident, jangan ada kecelakaan sekecil apa saja. Sertifikasi K3 dan lain-lain harus disanggupi, maknanya harus memprioritaskan faktor keamanan sama sesuai Standard Nasional Indonesia (SNI) dalam ranah konstruksi atau property. Kita harus mempertimbangkan pengeluaran itu sebagai investasi, bukan ongkos produksi semata,” tutupnya.