Kita terlatih dengar istilah pengendalian keuangan cuma sekitaran berkaitan usaha/perdagangan, investasi, tugas perkantoran, yang umum dipakai oleh orang dewasa. Walau sebenarnya sebaiknya pengendalian keuangan biasa diperkenalkan dan dilatih semenjak anak-anak.
Keluarga ialah elemen paling kecil dalam masyarakat yang hendak membuat watak dan sudut pandang anak-anak sampai pada akhirnya di periode dewasanya mereka dapat memutuskan dan bertanggungjawab. Proses evaluasi sejak awal kali dalam mengurus uang secara baik bisa perkuat arah hidup supaya jeli keuangan.
Melawan peribahasa “Keduk lobang tutup lobang” dan menampik “Besar pasak dibanding tiang”. Nach, berikut empat taktik untuk orangtua untuk mengajari bagaimana sejak awal kali anak-anak mulai belajar mengurus uang secara baik.
1. Beri uang ke anak sesuai keperluannya
Hal wajar untuk orangtua memberi uang ke anak-anaknya untuk dipakai mereka. Apa untuk jajan, beli buku atau peralatan sekolah, menabung, atau jalankan sebuah usaha pada “Pasar Day” di sekolahnya.
Tetapi, untuk orangtua yang mempunyai kecukupan keuangan, seringkali mereka memberi lebih dari yang diperlukan anak-anak. Maka dari itu, jika memang hal tersebut sebuah tersengajaan, karena itu berikan ke anak-anak dengan arif supaya memakai sekedarnya saja, bila berlebihan karena itu dapat ditabungkan. Tetapi, jika uang yang diberi kurang, karena itu orangtua semestinya memberi pemahaman dengan kalimat yang gampang dimengerti anak-anak sama sesuai umurnya.
2. Sampaikan jika menghasilkan uang itu bukan suatu hal yang gampang
Untunglah untuk anak-anak mempunyai orangtua dengan kecukupan keuangan. Sampaikan ke mereka tidak untuk stop ucapkan rasa sukur atas rizki kecukupan keuangan keluarga ke keluarga. Uang adalah wujud rizki yang dipercayakan Tuhan ke manusia.
Tidak boleh berasa tinggi hati karena keperluan anak-anak telah tercukupi semua. Berikan ke anak-anak jika orangtua telah berusaha keras untuk penuhi keperluan keluarga. Ada banyak anak-anak yang lain yang kurang untung di luaran sana di mana mereka harus bekerja di jalanan dengan mengamen, memulung, mengemis, dan lain-lain, putus sekolah, untuk sesuap nasi untuk menjejal perut.
3. Beri contoh ke anak-anak untuk belajar hidup irit dan jeli
Orangtua ialah role mode untuk anak-anak. Jadi suri tauladan untuk turunan kita semakin kuat efeknya dibanding sekadar kalimat. Mengajari mengurus uang secara irit dan jeli bisa dilaksanakan dengan orangtua memberi contoh untuk beli yang betul-betul diperlukan oleh keluarga. Tak pernah sia-siakan makanan juga menjadi satu diantara wujud hidup yang jeli.
Jika ada rizki yang terlalu berlebih, uangnya dapat ditabung, diinvestasikan, atau bisa share ke orang yang lain kesusahan keuangan. Menabung dan bersedekah ialah usaha orangtua dalam memberikan nilai-nilai kebaikan ke sama-sama.
4. Beritahu ke anak-anak supaya memberikan laporan pemakaian uang
Pemberian uang dari orangtua ke anak-anak tidak boleh dipandang usai saat uang telah tersampaikan. Orangtua harus menggerakkan rasa tanggung-jawab anak-anak dengan minta laporan pertanggungjawaban pada uang yang sudah diberi.
Tanya ke mereka, uangnya telah dipakai buat apa saja. Laporan dapat dikatakan secara lisan atau tulisan oleh anak-anak-anak ke orang tuanya.
Tersebut empat taktik untuk orangtua untuk mengajari anak dalam mengurus keuangan. Mudah-mudahan berguna!